Toyota menghasilkan produk berkualitas secara efisien dengan menghilangkan limbah yang dihasilkan pada proses produksi, inkonsistensi, dan hal-hal yang tidak dibutuhkan (dikenal dalam bahasa Jepang sebagai muda, mura, muri).
Untuk memenuhi pesanan dari pelanggan secepat mungkin, Kami membuat kendaraan secara efisien dalam waktu sesingkat mungkin dengan mematuhi hal-hal berikut:
Toyota Production System dikembangkan dengan dasar untuk menghapus total limbah dalam mencapai metode yang paling efisien dari pemikiran Sakichi Toyoda yang bermula dari mesin tenun otomatis yang dimiliki. TPS dikembangkan melalui uji coba bertahun-tahun untuk meningkatkan efisiensi berdasarkan konsep Just-in-Time yang dikembangkan oleh Kiichiro Toyoda selaku Pendiri dan Presiden Kedua Toyota Motor Corporation.
Pada proses produksi ini, limbah dapat diartikan sebagai kelebihan persediaan, langkah produksi yang tidak efektif, produk defect, dan lain-lain. Seluruh “limbah” ini dapat meningkatkan inefisiensi sehingga berdampak pada pengelolaan Toyota.
Mesin tenun yang dibuat oleh Sakichi Toyoda awalnya dilakukan secara manual yang kemudian dikembangkan sehingga dapat melakukan pekerjaan secara otomatis. Pengembangan yang dilakukan oleh Sakichi Toyoda dapat menghilangkan produk defect dan inefisiensi sehingga produktivitas mesin menjadi meningkat, efisien, dan bekerja dengan cepat.
Selanjutnya, Kiichiro Toyoda yang mewarisi hal tersebut kembali mengembangkan mesin produksi untuk mencapai kondisi ideal dalam menciptakan produk bernilai tambah tanpa menghasilkan limbah. Untuk itu, Kiichiro Toyoda menyusun metodologi dan teknik untuk menghilangkan limbah pada saat operasional mesin yang kini disebut sebagai metode “Just-in-Time”.
Pemikiran “Daily Improvements” dan “Good Thinking, Good Products” membuat TPS berkembang menjadi sistem produksi yang terkenal di dunia. Saat ini semua divisi produksi Toyota senantiasa mengembangkan TPS secara terus-menerus untuk memastikan metode ini dapat berkembang berkelanjutan.
Pengembangan tersebut menjadikan semangat Toyota Monozukuri (Membuat Sesuatu) atau “Toyota Way” saat ini telah diadopsi, baik oleh perusahaan Jepang, industri otomotif, maupun dalam kegiatan produksi di seluruh dunia.
Istilah Jishuken diambil dari dua kata dalam bahasa Jepang, yaitu Jishu dan Kenkyu yang berarti “self-independent investigation” atau kemampuan untuk melakukan investigasi permasalahan dan membuat rencana/aktivitas perbaikannya secara mandiri. Jishuken merupakan salah satu bentuk pelatihan untuk menjamin proses transfer keterampilan serta peningkatan kualitas sumber daya yang dilakukan oleh Toyota, baik secara internal maupun kepada seluruh pemasok dalam pelaksanaan Toyota Production System.